Rabu, 15 Agustus 2012

Dr. Muhammad Mursi, Presiden Mesir Hafal Al-quran

13410465921806978167Dr. Muhammad Mursi, Presiden Terpilih Mesir tahun 2012. Banyak media memberitakan kekaguman banyak orang terhadap sosok Dr. Muhammad Mursi, presiden terpilih Mesir. Banyak pemimpin dunia memberi selamat atas kemenangan Mursi dalam pemilihan umum yang berlangsung demokratis dan damai. Banyak orang men-share biografi, pidato perdana Mursi dan sikapnya setelah tepilih jadi Prsiden di jejaring sosial. Tak hanya tentang Mursi, tapi juga tentang keluarga yang membuat banyak orang dan media mempopulerkan Presiden yang berasal dari gerakan perjuangan Ikhwanul Muslimin ini.

Anak petani yang lahir pada 20 Agustus 1951 di Desa Al Adawa, Provinsi Al Syarqiya, Mesir bagian timur, dari keluarga sangat sederhana. Ayahnya hanyalah seorang petani dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Mursi mendapat gelar insinyur dari Universitas Kairo dengan nilai istimewa pada tahun 1975. Kemudian dia meraih gelar master di bidang teknik dari universitas yang sama. Pendidikan doktor ditempuhnya di University of Southern California, yang diselesaikannya pada tahun 1982.
Mursi kemudian menjadi asisten profesor pada California State University di Northridge, California, antara tahun 1982 dan 1985. Pada masa itu pula, Mursi sempat bekerja di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Setelah itu, Mursi pulang ke Mesir dan menjadi dosen teknik pada Universitas Zagaziq hingga tahun 2010. Di universitas tersebut, Mursi meraih gelar profesor. (Baca Kompas.com : Dari Penjara Ke Istana).
Dari sekelumit kehidupan beliau yang termuat di media saya tertarik merenungi beberapa sikap yang patut dicontoh oleh siapapun terutama pada pemimpin. Beberapa teladan yang bisa dicontoh sebagai pemimpin bangsa dari Mursi yakni (Baca Kompas.com : Hari-hari Pertama Presiden Terpilih Muhammad Mursi)
1. Sistem pengamanan diperlonggar agar tidak mengganggu lalu lintas
Sumber pasukan pengawal presiden (paswalpres) mengungkapkan, Mursi meminta sistem pengamanannya diperlonggar dan konvoi kendaraan yang mengiringi saat bepergian dikurangi supaya tidak mengganggu lalu lintas.
Bagaimana dengan pejabat di Indonesia? Jangankan seorang presiden, Bupati atau walikota ketika melintas di jalan, membuat semua harus mengalah dan memacetkan jalanan lain.
2. Menolak pindah dari rumah kontrakannya
Pihak paswalpres telah meminta secara resmi agar Mursi pindah dari rumah kontrakannya sekarang yang agak jauh dari kantor presiden di Istana Al Ittihadiyah, ke Istana Al Salam yang berdampingan. Namun, Mursi masih menolak pindah.
Kalau di Indonesia adakah pejabat tetap betah di rumah kontrakan atau rumah lamannya? Sementara fasilitas mewah telah menanti.
3. Selalu memimpin ibadah
Ketika mengunjungi kantor kepresidenan, Senin dan Selasa lalu, Mursi selalu menjadi imam dalam shalat bersama para pegawai istana.
Ini contoh pemimpin lahir batin, memimpin rakyatnya dunia dan akhirat. Agak sulit menemukan pemimpin negeri ini menjadi imam dalam shalat.
4. Tidak ingin bawahannya direpotkan dan menderita
Mursi diberitakan mendadak marah ketika melihat anggota paswalpres berdiri di bawah terik matahari. Setelah bertanya kepada komandan pengawal, Mursi meminta anggota pengawal yang berdiri di bawah terik matahari segera bubar dan mencari tempat teduh.
Duh…rindu pemimpin kayak gini, sangat kasihan pada bawahannya. Sampai urusan berjemur saja diperhatikan. Di Indonesia bagaimana sobat?
5. Tidak ingin keluaganya ikut nimbrung faslititas negara
Paswalpres kini juga direpotkan oleh istri Mursi, Sayyidah Nagla Mahmud, yang belum mau pindah dari Zagazig ke kota Kairo karena harus menunggui putra bungsunya, Abdullah, menyelesaikan ujian akhir sekolah menengah. Paswalpres pun menempatkan 10 petugas dan tiga kendaraan untuk mengamankan rumah Mursi di Zagazig, tak jauh dari Universitas Zagazig itu
6. Tidak ingin dirinya dipuja-puji berlebihan
Mursi juga memerintahkan tidak memasang fotonya di kantor pemerintah atau di mana saja. Hal itu berbeda dengan kebiasaan pemimpin Arab yang suka jika fotonya dipasang di mana-mana, bahkan membuat patung dirinya.
Jangankan jadi presiden, mau ikut jadi calon Bupati aja, foto bertebaran dimana-mana sampai pohon pun menjerit karena dipaku dan dijerat kawat.
7. Istri Mursi tidak mau disebut Ibu Negara tapi cukup ‘Pelayan Rakyat’
Kompas.com memberitakan bahwa Media-media Mesir melaporkan, Naglaa Ali Mahmoud lebih memilih tidak tinggal di Istana Presiden. Dia juga tidak ingin disebut ibu negara. (Baca kompas.com : “Nyonya Mursi Pilih Disebut Pelayan Rakyat”)
“Saya hanya ingin disebut sebagai istri presiden,” katanya kepada Associated Press.
“Siapa yang bilang istri presiden harus disebut ibu negara?” ucapnya.
Naglaa sesungguhnya hanya ingin dipanggil “Ummi Ahmed”, atau Ibu Ahmed, putra sulungnya. Kalaupun gelar menjadi keharusan, katanya, dia tidak tidak berkeberatan dipanggil “pelayan rakyat”.
Wah…luar biasa ya. Di kita bagaimana, ya?
Mursi dan keluarganya mengajarkan bagaimana seharusnya seorang pemimpin bersikap. Ia tidak ingin menempatkan dirinya sebagai penguasa. Ia memulih disebut sebagai pelayan. Ia menempatkan toleransi di atas segala-galanya. Ia ingin mengubur dalam-dalam perbedaan. Sikapdan prinsip itulah yang semestinya menjadi pondasi para pemimpin negeri ini. Namun, fakta yang ada malah sebaliknya. Bukannya menjadi pelayan, mereka malah meminta dilayani.
Selamat kepada Muhammad Mursi. Semoga teladan Anda yang baru menjalani hitungan hari sebagai presiden bisa dipegang dengan konsisten dan menginspirasi banyak manusia khususnya para pemimpin.

Taken from: http://sosok.kompasiana.com/2012/06/30/belajar-dari-mursi-presiden-baru-mesir/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar